Aku. Langit. dan Hujan...
Sepertinya langit sedang memahami perasaanku. Dia tahu aku sedang berduka. Menangis, terluka, atau apapun itu. intinya dia tahu. Seperti mendukung hatiku yang sedang menangis diapun tak segan mencurahkan tangisannya. Menemaniku menangis dalam diam di sudut kampus ini. ahhh, aku suka melihat hujan. Ada sejuta kenangan indah dan menyakitkan yang tersimpan disana. Seperti kisah hujan saat pertama kali muncul terlambat di kota budaya ini. 6 November 2013 @Ringroad utara seturan 19:20 wib "Hore.. akhirnya hujan gede juga. Suara cemprengku berlomba dengan suara hujan yang jatuh diatap digenteng. "apa bagusnya kalo hujan? malas. Kamu menjawab teriakanku. "kenapa sich?? coba liat itu. kayak saljukan?? Nah yang itu juga kyak peri yang lagi menari. Wah, sudah berapa lama kita tak berkunjung ke SOK?? aku tersus menyerocos dengan cerwet. Dan kamu hanya memandangku. Terus melihat semua gerak-gerikku. "Gila ah. Sudah tua. Berhenti berhayal kayak balita. Kata-katamu