Postingan

Wee Winni See Von Südwest Sumba

Gambar
 Haben sie schon einmal von Wee Winni See geh ört??  obwohl Wee Winni See nicht so beliebt wie Weekuri Lagune ist, aber dieser See ist einer des geheimen Sees, dessen sie dorthin gehen  müssen. Warum sage ich das? Dieser See hat klares und ruhiges Wasser, in dem eine Vielzahl von S üsswasserfischen lebt. Sie k önnen angeln und schwimmen, aber es gibt noch keine Einrichtungen f ür touristische Aktivit äten. Der Wee Winni See liegt 16 Km von Tambolaka, der Haupstadt von S üdwest Sumba Bezirk. Man Kann mit dem Auto oder Mottorad fahren. Es gibt eine Legende, die diesen See so ber ühmt macht. Sumba Lokalen leute nennen dieser See als "Heiliger See". Ich will die Legende f ü r sie erz ählen. Wee Winni und das Dorf,das Verschwinden (Südwest Sumba-NTT) Es war eine alte Frau, die Witwe war, aber ein kleines Schwein hatte. Ihr Mann war gestorben und ihre Tochter war heiratet. So blieb sie nur mit ihrem kleinen Schwein. Die alte Frau hieβ Winni.           In i

Notebook Bunda

“Bunda, baikkah keadaanmu?? Hanya ini yang bisa kuucapkan saat tersadar dari mimpi buruk. Kulirik nokia classicku 03:20 Wita. Masih jauh dari pagi, tidur kembalipun percuma. Diluar hujan masih bernapsu menunjukkan kuasanya. Petir dan kilat pun tak mau kalah. Semua berlomba-lomba memberi rasa gelisah yang sungguh tak mengenakkan. Seharusnya ini adalah waktu yang tepat untuk terlelap. Dan aku yakin semua orang yang kelelahan setelah beraktifitas seharian pasti akan setuju denganku. Namun sayang, sang waktu tak lagi berpihak kepadaku. Terpakasa aku harus bertahan hingga fajar menjemput. Lantas apa yang harus kulakukan? Aku mulai bermonolog dengan diriku sendiri. Menulis mungkin. Hanya itu yang terlintas dipikiranku saat ini dan memungkinkan untuk dilakukan. Yang benar saja jika aku memetik gitar atau menyetel musik dengan sangat kencang?? Aku jamin sebelum fajar menyingsing, pemilik kosku yang super “galak” akan dengan senang hati mendepakku pergi dari rumah sewaannya. Tetapi per

Berdamai Dengan Hati

Dear heart boleh aku tanya? Kamu kenapa? bukannya kita sudah berdamai? Berdamai untuk tetap dan selalu tegar, kuat dan kokoh ketika ada setiap rasa yang tak tersampaikan bahkan tak berbalas. Apa kita belum betul-betul berdamai? Dear heart, pertahanan kamu skrng runtuh! Iya aku tau. Ada saat-saat dulu juga runtuh, tapi entah kali ini rasa nya seperti dicakar kucing. Kamu benar-benar rapuh kali ini  :( . Mungkin iya kita belum betul-betul berdamai. Di ruang lain kmu masih menyimpan rapi bahkan menyembunyikan rasa itu. Iya kan?. Ah, kalau memang kita sudah berdamai seharusnya kmu bisa menerima. Kamu tidak lagi berontak, seharusnya kmu tidak memohon-memohon lagi untuk dikuatkan. Kalau kita sudah betul-betul berdamai, tidak ada lagi air yg jatuh dari kelopak mata ini. Jika kita sudah betul-betul berdamai, semesti nya tidak ada tulisan ini  :) . Dear heart, seharusnya tidak harus seperti ini. Bukankah apa yang dilihat belum tentu benar kan? Dear heart, jika memang yan

Sandelwoodpferd des Sudens

Gambar
In Indonesien gibt es viele schöne Inseln, die eigene ehrwürdige Sitten und Braüche haben. Eine von ihnen ist Sumba-Insel. Viele Menschen wissen nicht, wo Sumba liegt oder was Sumba besonders hat. Sumba ist eine kleine Insel in der Ost-Indonesien. Sie gehört zu der indonesischen Provinz Ost-Nusa Tenggara und liegt zwischen Timor- und Flores Insel. Sumba ist bekannt als Sandelwood Insel. Sumba teilt sich seit 2007 in vier Regierungsbezirke n, nämlich:   ·          Ostsumba  mit de r Haupstadt   Waingapu , ·            Zentralsumba   mit Waibakul ,  ·          Westsumba  mit  Waikabubak  und  ·          Südwestsumba  mit   Tambolaka .   D as  Klima auf der Insel ist  in zwei Zonen unterteilt. Im Nordosten ist es erheblich trockener als im Südwesten. Das regelmässige Abbrennen der Flächen hat zur Verarmung der Böden und der Vegetation geführt. Vielfach ist nur eine savannenartige Landschaft geblieben. Nur noch 10% der Fläche von Sumba sind bewaldet. Von

Unexpected Love

Mendung menghiasi kota budaya sore ini. Pukul 17.20 WIB. Perkuliahan Linguistik baru saja berakhir. Rasa penat dan lapar yang tertahan benar-benar menggedor seluruh pertahananku. Rasanya ingin segera mencapai kamar kosku yang nyaman.  Tululit... tululit... Suara HP memecah konsentrasiku. kulirik sekilas. Sebuah nama yang menghantui hatiku beberapa bulan terakhir ini. Tak kuhiraukan panggilannya. sebenarnya aku ingin sekali mengangkat dan menyapa pemilik suara yang merdu ini. mendengarkan suara yang selalu menghiburku. Yang selalu ada saat aku menceritakan semua isi hatiku. Aku tak tahu, perasaan apa yang dengan kejamnya bercokol didasar hatiku, perlahan tapi pasti mulai menggeser sebuah nama yang sudah hampir 4 tahun menemaniku.  Arrggghhh,,, aku juga tak tahu sebenarnya hubunganku dengan dia. Yang aku tahu, aku mulai menikmati kehadirannya. mulai merindukannya diam-diam, menunggu sms-smsnya yang selalu mengukir tawa disudut bibirku. aku suka saat dia menyapaku "Cerewet pesek y

Dan Maret datang lagi ...

ini bulan Maret yang ke 5 bersamamu. Bulan maret yang susah payah kuperjuangkan. apa Aku yang terlihat bodoh dan tidak mempunyai harga diri atau kamu yang begitu cepat membuat hatimu berlalu dari kisah kita? Entahlah.. aku pun tak tahu. Malam ini masih sama seperti malam2 sebelumnya. Malam-mlam panjang dan menyiksa yang sering kuhabiskan dengan tangisan. Dulu saat kita masih begitu "Manis" kamu tak pernah memanggilku dengan sebutan "aneh" itu. Tetapi sekarang, tak peduli jumlah tahun yg telah kita lewati, jumlah air mata yg membasahi wajah kita, jumlah kelelahan yg tak ada matinya menghampiri, hingga membuat kita lelah bersama. Lelah mengucap kata sayang dan rindu.

Surat Untuk sang Bunda

Dear Bunda,,, Tak tahu mengapa sore ini aku begitu merasa sepi dan sendirian. Merasa tertinggal dan kecil. Ingin menangis tapi tak tahu apa yang harus ditangiskan. Ingin tertawa tetapi hati ini terus terdesak dengan perasaan sepi dan sendirian ini. Bingung, Cuma ini yang bisa kukatakan untuk perasaanku saat ini. Aku betul-betul gelisah, tak tahu apa yang kugelisahkan, aku hanya terus berpikir tentang banyak hal. Aku berusaha dewasa untuk tidak menangis dan cengeng seperti biasanya. Kali ini air mataku selamat. Dia tak perlu terkuras dan menjadi bengkak lagi seperti dulu. Aku betul-betul berusaha menjadi tegar, menjadi kuat. Aku tahu penyebab kegelisahan ini. Aku tahu mengapa hatiku tak tenang. Kamulah penyebabnya. Aku merindukanmu Bunda. Sangat merindukanmu. Aku merindukan menungguimu diwaktu senja depan rumah sederhana kita. Aku merindukan jejak kakimu ditanah berlumpur samping rumah kita. Aku merindukan setiap kerutan diwajahmu entah saat marah, sedih ataupun menangis. Aku suka